ANAK-ANAK & MASJID
Seperti biasa dan memang selalu biasa yang sudah menjadi kebiasaan memasuki minggu pertama Ramadhan, sholat tarawih penuh sesak dengan para jamaah. Mulai dari nenek-nenek sampai anak-anak. Sudah terbayang kalau ada anak-anak di masjid, pasti ada yang main kejar2an, teriak2 dan tidak jarang ada yang berantem lalu berakhir dengan tangisan. Melihat tingkah dan pola anak-anak di masjid, tidak jarang jamaah masjid yang terganggu.
Memasuki hari ke-2 Ramadhan, menjelang Sholat Tarawih, ada salah seorang pengurus yang bicara melalui alat pengeras suara,
"Coba ya untuk anak-anak saat sholat jangan lari2an. Nanti kalo masih yang berisik, bapak cari anaknya dan disuruh pulang," !
Glek ! Kaget juga mendengarnya, apa tidak ada cara yang lebih baik sampai harus bicara seperti itu. Masa anak-anak memang tidak bisa terlepas dari bermain dan permainan. Wajar kalau banyak hal yang berhubungan dengan anak-anak disampaikan dengan cara bermain.
Nah, kembali ke anak-anak dan masjid. Salah seorang pengarang buku "Manajemen masjid" dari Khairuh Ummah, Ust. Ahmad Yani pernah mengatakan, " Bahwa masjid yang memiliki masa depan adalah masjid yang masih terdengar suara anak-anak didalamnya".
Meskipun kadang-kadang atau kerap kali kalau anak-anak ke masjid, mereka akan menjadikan sebagai arena permainan. Ruangan yang luas, plus karpet hmmm...asyik banget kalo buat main lari2an, itu mungkin yang ada dalam benak anak-anak. Dianggap memiliki masa depan, karena kelak mereka yang akan menjadi jamaah masjid dikemudian hari. Seandainya sejak awal sudah dilarang, bagaimana kita bisa meyakinkan mereka untuk mau kemasjid.
Lalu bagaimana menjamin para jamaah bisa menjalankan ibadah dengan baik bila anak-anak masih asyik dengan dunianya (bermain) ?
Mungkin kita perlu belajar dari Masjid2 lain yang punya masalah serupa dan bagaimana mereka mengatasinya. Di sekitar wilayah Pasar Minggu, tepatnya sekitar jalan Kemuning Raya. Ada satu masjid yang menurut menerapkan pola yang bagus untuk anak-anak. Saat sholat tarawih, anak-anak dipisahkan dari jamaah umum. Kemudian mereka dibimbing kakak-kakak remaja masjid. Selain tarawih, anak-anak diajarkan pelajaran agama dan juga doa-doa dan surat-surat pendek. Praktis selama tarawih berlangsung, para jamaah bisa menjalankan ibadah tanpa merasa terganggu. Satu hari menjelang Idul Fitri, biasanya mereka akan mendapatkan bingkisan dan uang dari Masjid. Bingkisan dan uang itu sendiri dikumpulkan dari para donatur dan dermawan.
Indah bukan ? Kita dan juga anak-anak dapat menjalankan ibadah puasa terutama sholat tarawih tanpa kehilangan makna kesabaran.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home